Secuil Memori Masa Lalu

Kau melewati tempat dimana dulu tempat itulah yang menjadi saksi pertemuanmu dengannya, kedekatannmu dengannya, dan semua memori tentangnya. Bayangan masalalu itupun tanpa kau sadari telah berbutar bak kaset film. Serentetan masa lalu itu seolah kembali menyeretmu kedalam masa itu, masa dimana kau masih memakai seragam putih-biru, masa indahmu 5tahun yang lalu. Kau menyimpan sesuatu pada masa itu, kau menyimpan begitu rapat dalam dirimu, hingga tak kau ijinkan siapapun untuk mengetahuinya, kau tak berharap, kau hanya merasa senang hanya dengan memiliki perasaan yang kau simpan sendirian itu. Kau cukup senang hanya menjadi "sahabatnya" Yah sahabat. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan kedekatan kalian pada saat itu. Kau cukup senang dengan sebutan itu, karena kau sendiri tak yakin jika dia mengetahui yang sebenarnya apakah perlakuannya terhadapmu masih sama.
Kau senang walau hanya melihatnya tersenyum kala itu, kau bahkan merasakan secuil kebahagiaan ketika orang yang disukainya telah menjadi miliknya, bahkan kau terang2ngan mendoakannya, walaupun tak kau pungkiri sebuah duri kecil telah menancap ke hatimu hingga membuatmu perih dan sesak. Kau pada saat itu "bodoh" kau bertahan dengan perasaanmu. Walau harapan itu hanya secuil kau masih tetap mempertahankannya tak peduli seberapa sakit hatimu. Kau menatapnya, kau melihatnya, kau memperhatikannya, arah matamu bahkan otakmu sudah tak terhitung berapa kali kau selalu menyelipkan namanya dalam memorimu.
Hingga suatu ketika, hal yang selama ini kau takutkan, menjadi kenyataan. Kau senang namun juga diliputi rasa kekhawatiran yang luar biasa. Tidak! tidak hingga hari itu datang.
Kala itu, dia datang teramat pagi, suasana tempat itu masih sepi, teramat sepi. Kau yang memang terkenal rajin berangkat pagi sontak kaget menemukannya telah berdiri disampingmu dan menyodorkan suatu barang yang ingin kau baca "komik" yah komik. Kau dan dia menyukai komik yang sama, hingga saat itu entah itu berkah darimana dia datang teramat pagi dan menyerahkan barang itu kepadamu, niat awalnya memang kau hanya meminjam, namun tanpa kau duga dia memperbolehkan kau memilikinya, lebih dari meminjamnya. Dia bahkan meminjam secarik catatanmu yang pada saat itu masih kau baca. Oh Dear... Mimpi apa dirimu semalam? Itu benar-benar suatu berkah, dan sikapnya memang terlihat aneh hari itu, seperti bukan dia yang biasanya. Kau benar-benar guugup kala itu, jantungmu bahkan bekerja tak normal, perasaanmu membuncah dan rasanya seperti bom waktu yang siap meledak.
Masih dihari yang sama. Ini entah kejutan atau apa, tapi sepertinya hari itu benar-benar hari bersejarah bagimu dan hari yang penuh dengan kejutan, hingga sering membuatmu sesak bernafas. Sahabatmu yang lain sebut saja dia miss "F" datang dan langsung menghampirimu. Miss "F" juga sahabatmu, dan dialah satu-satunya orang yang tau akan perasaanmu terhadapnya, hanya dia, dan cukup miss "F" yang tau. Miss "F" menghampirimu dan dengan nada yang santai miss "F" menceritakanmu suatu fakta yang sangat mengejutkan, hingga membuatmu benar-benar sesak bernafas, bahkan kau lupa bagaimana cara bernafas. Kau mendapat jawaban atas perasaanmu selama ini terhadapnya dihari itu. Ternyata tanpa kau sadari dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu. Benarkah? Kau masih tak percaya, kau masih tercekat, dadamu masih sesak, sesak yang membuatmu tak pernah melepaskan seulas senyum dibibirmu. Apakah semua itu mimpi? Kau, kau masih belum sadar akan kenyataan bahwa kau benar-benar tak bermimpi. Kau.....Bahagia hari itu. Sungguh benar-benar hari yang mengejutkan.
Namun, tak berapa lama selang kejadian hari itu, entah apa yang terjadi selama kau tak bertemu dengannya, karena memang sejak saat itu kau jarang, malah mungkin bisa dikatakan tak bertemu dengannya karena memang tak ada alasan datang ke tempat itu, kegiatan selama tiga tahun berpakaian putih-biru telah usai, pernyataannya yang secara tak langsung itu seolah semu. Tak ada hal apapun yang terjadi setelah kejadian hari itu, tak ada perkembangan apapun. Oh Dear... Kau terlalu berharap lebih. Kau terlalu bermimpi.
Ternyata memang benar, pernyataan itu seolah semu. Tak ada kelanjutan apapun setelah itu, padahal kau sudah membayangkan dia akan mengungkapkan perasaannya itu secara langsung terhadapmu, namun apa? Hal itu jauh sekali dari harapan. Malah bisa dibilang kau dan dia solah semakin jauh, jauh tak teraih. Dia, dia yang terlalu jauh untuk diraih. Sesak, rasa itu kembali menghujammu, perih, kau kembali tertusuk duri dan duri ini jauh lebih besar, karena benar-benar terasa sesak dan sakit. Kau seperti balon udara, ketika balon itu terisi oleh gas maka dia akan melambung setinggi-tingginya, namun ketika dia tertusuk oleh benda yang melukainya, maka dia akan langsung terhempas ke tempat yang terendah. Yah! Kau seperti balon udara, kau telah melambungkan harapanmu, namun harapanmu jatuh terhempas begitu saja.
Dan ternyata memori itulah, memori yang tanpa kau sadari selalu mengendap di dasar hatimu. Memori yang ingin kau lupakan namun tak ingin kau buang. Kau selalu mengingatnya, dan itu benar. Sejak kejadian di masa itu kau benar-benar jauh darinya. Namun setidaknya kau pernah menjadi bagian dari cerita hidupnya. Mungkin suatu saat nanti, takdir bisa menyatukan kau dan dia, namun jikalau kau dan dia memiliki jalan masing-masing, percayalah memori itu akan tetap tersimpan rapi dalam sejarah hidupmu.
~Secuil Memori Masa Lalu~
by: ~J_R~
Kau senang walau hanya melihatnya tersenyum kala itu, kau bahkan merasakan secuil kebahagiaan ketika orang yang disukainya telah menjadi miliknya, bahkan kau terang2ngan mendoakannya, walaupun tak kau pungkiri sebuah duri kecil telah menancap ke hatimu hingga membuatmu perih dan sesak. Kau pada saat itu "bodoh" kau bertahan dengan perasaanmu. Walau harapan itu hanya secuil kau masih tetap mempertahankannya tak peduli seberapa sakit hatimu. Kau menatapnya, kau melihatnya, kau memperhatikannya, arah matamu bahkan otakmu sudah tak terhitung berapa kali kau selalu menyelipkan namanya dalam memorimu.
Hingga suatu ketika, hal yang selama ini kau takutkan, menjadi kenyataan. Kau senang namun juga diliputi rasa kekhawatiran yang luar biasa. Tidak! tidak hingga hari itu datang.
Kala itu, dia datang teramat pagi, suasana tempat itu masih sepi, teramat sepi. Kau yang memang terkenal rajin berangkat pagi sontak kaget menemukannya telah berdiri disampingmu dan menyodorkan suatu barang yang ingin kau baca "komik" yah komik. Kau dan dia menyukai komik yang sama, hingga saat itu entah itu berkah darimana dia datang teramat pagi dan menyerahkan barang itu kepadamu, niat awalnya memang kau hanya meminjam, namun tanpa kau duga dia memperbolehkan kau memilikinya, lebih dari meminjamnya. Dia bahkan meminjam secarik catatanmu yang pada saat itu masih kau baca. Oh Dear... Mimpi apa dirimu semalam? Itu benar-benar suatu berkah, dan sikapnya memang terlihat aneh hari itu, seperti bukan dia yang biasanya. Kau benar-benar guugup kala itu, jantungmu bahkan bekerja tak normal, perasaanmu membuncah dan rasanya seperti bom waktu yang siap meledak.
Masih dihari yang sama. Ini entah kejutan atau apa, tapi sepertinya hari itu benar-benar hari bersejarah bagimu dan hari yang penuh dengan kejutan, hingga sering membuatmu sesak bernafas. Sahabatmu yang lain sebut saja dia miss "F" datang dan langsung menghampirimu. Miss "F" juga sahabatmu, dan dialah satu-satunya orang yang tau akan perasaanmu terhadapnya, hanya dia, dan cukup miss "F" yang tau. Miss "F" menghampirimu dan dengan nada yang santai miss "F" menceritakanmu suatu fakta yang sangat mengejutkan, hingga membuatmu benar-benar sesak bernafas, bahkan kau lupa bagaimana cara bernafas. Kau mendapat jawaban atas perasaanmu selama ini terhadapnya dihari itu. Ternyata tanpa kau sadari dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu. Benarkah? Kau masih tak percaya, kau masih tercekat, dadamu masih sesak, sesak yang membuatmu tak pernah melepaskan seulas senyum dibibirmu. Apakah semua itu mimpi? Kau, kau masih belum sadar akan kenyataan bahwa kau benar-benar tak bermimpi. Kau.....Bahagia hari itu. Sungguh benar-benar hari yang mengejutkan.
Namun, tak berapa lama selang kejadian hari itu, entah apa yang terjadi selama kau tak bertemu dengannya, karena memang sejak saat itu kau jarang, malah mungkin bisa dikatakan tak bertemu dengannya karena memang tak ada alasan datang ke tempat itu, kegiatan selama tiga tahun berpakaian putih-biru telah usai, pernyataannya yang secara tak langsung itu seolah semu. Tak ada hal apapun yang terjadi setelah kejadian hari itu, tak ada perkembangan apapun. Oh Dear... Kau terlalu berharap lebih. Kau terlalu bermimpi.
Ternyata memang benar, pernyataan itu seolah semu. Tak ada kelanjutan apapun setelah itu, padahal kau sudah membayangkan dia akan mengungkapkan perasaannya itu secara langsung terhadapmu, namun apa? Hal itu jauh sekali dari harapan. Malah bisa dibilang kau dan dia solah semakin jauh, jauh tak teraih. Dia, dia yang terlalu jauh untuk diraih. Sesak, rasa itu kembali menghujammu, perih, kau kembali tertusuk duri dan duri ini jauh lebih besar, karena benar-benar terasa sesak dan sakit. Kau seperti balon udara, ketika balon itu terisi oleh gas maka dia akan melambung setinggi-tingginya, namun ketika dia tertusuk oleh benda yang melukainya, maka dia akan langsung terhempas ke tempat yang terendah. Yah! Kau seperti balon udara, kau telah melambungkan harapanmu, namun harapanmu jatuh terhempas begitu saja.
Dan ternyata memori itulah, memori yang tanpa kau sadari selalu mengendap di dasar hatimu. Memori yang ingin kau lupakan namun tak ingin kau buang. Kau selalu mengingatnya, dan itu benar. Sejak kejadian di masa itu kau benar-benar jauh darinya. Namun setidaknya kau pernah menjadi bagian dari cerita hidupnya. Mungkin suatu saat nanti, takdir bisa menyatukan kau dan dia, namun jikalau kau dan dia memiliki jalan masing-masing, percayalah memori itu akan tetap tersimpan rapi dalam sejarah hidupmu.
~Secuil Memori Masa Lalu~
by: ~J_R~