Eternal_Magnae

WelCome to My Blog "ETERNAL_MAGNAE"


Jumat, 19 April 2013

Secuil Memori Masa Lalu



Secuil Memori Masa Lalu



Kau melewati tempat dimana dulu tempat itulah yang menjadi saksi pertemuanmu dengannya, kedekatannmu dengannya, dan semua memori tentangnya. Bayangan masalalu itupun tanpa kau sadari telah berbutar bak kaset film. Serentetan masa lalu itu seolah kembali menyeretmu kedalam masa itu, masa dimana kau masih memakai seragam putih-biru, masa indahmu 5tahun yang lalu. Kau menyimpan sesuatu pada masa itu, kau menyimpan begitu rapat dalam dirimu, hingga tak kau ijinkan siapapun untuk mengetahuinya, kau tak berharap, kau hanya merasa senang hanya dengan memiliki perasaan yang kau simpan sendirian itu. Kau cukup senang hanya menjadi "sahabatnya" Yah sahabat. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan kedekatan kalian pada saat itu. Kau cukup senang dengan sebutan itu, karena kau sendiri tak yakin jika dia mengetahui yang sebenarnya apakah perlakuannya terhadapmu masih sama.

Kau senang walau hanya melihatnya tersenyum kala itu, kau bahkan merasakan secuil kebahagiaan ketika orang yang disukainya telah menjadi miliknya, bahkan kau terang2ngan mendoakannya, walaupun tak kau pungkiri sebuah duri kecil telah menancap ke hatimu hingga membuatmu perih dan sesak. Kau pada saat itu "bodoh" kau bertahan dengan perasaanmu. Walau harapan itu hanya secuil kau masih tetap mempertahankannya tak peduli seberapa sakit hatimu. Kau menatapnya, kau melihatnya, kau memperhatikannya, arah matamu bahkan otakmu sudah tak terhitung berapa kali kau selalu menyelipkan namanya dalam memorimu.

Hingga suatu ketika, hal yang selama ini kau takutkan, menjadi kenyataan. Kau senang namun juga diliputi rasa kekhawatiran yang luar biasa. Tidak! tidak hingga hari itu datang.

Kala itu, dia datang teramat pagi, suasana tempat itu masih sepi, teramat sepi. Kau yang memang terkenal rajin berangkat pagi sontak kaget menemukannya telah berdiri disampingmu dan menyodorkan suatu barang yang ingin kau baca "komik" yah komik. Kau dan dia menyukai komik yang sama, hingga saat itu entah itu berkah darimana dia datang teramat pagi dan menyerahkan barang itu kepadamu, niat awalnya memang kau hanya meminjam, namun tanpa kau duga dia memperbolehkan kau memilikinya, lebih dari meminjamnya. Dia bahkan meminjam secarik catatanmu yang pada saat itu masih kau baca. Oh Dear... Mimpi apa dirimu semalam? Itu benar-benar suatu berkah, dan sikapnya memang terlihat aneh hari itu, seperti bukan dia yang biasanya. Kau benar-benar guugup kala itu, jantungmu bahkan bekerja tak normal, perasaanmu membuncah dan rasanya seperti bom waktu yang siap meledak.

Masih dihari yang sama. Ini entah kejutan atau apa, tapi sepertinya hari itu benar-benar hari bersejarah bagimu dan hari yang penuh dengan kejutan, hingga sering membuatmu sesak bernafas. Sahabatmu yang lain sebut saja dia miss "F" datang dan langsung menghampirimu. Miss "F" juga sahabatmu, dan dialah satu-satunya orang yang tau akan perasaanmu terhadapnya, hanya dia, dan cukup miss "F" yang tau. Miss "F" menghampirimu dan dengan nada yang santai miss "F" menceritakanmu suatu fakta yang sangat mengejutkan, hingga membuatmu benar-benar sesak bernafas, bahkan kau lupa bagaimana cara bernafas. Kau mendapat jawaban atas perasaanmu selama ini terhadapnya dihari itu. Ternyata tanpa kau sadari dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu. Benarkah? Kau masih tak percaya, kau masih tercekat, dadamu masih sesak, sesak yang membuatmu tak pernah melepaskan seulas senyum dibibirmu. Apakah semua itu mimpi? Kau, kau masih belum sadar akan kenyataan bahwa kau benar-benar tak bermimpi. Kau.....Bahagia hari itu. Sungguh benar-benar hari yang mengejutkan.

Namun, tak berapa lama selang kejadian hari itu, entah apa yang terjadi selama kau tak bertemu dengannya, karena memang sejak saat itu kau jarang, malah mungkin bisa dikatakan tak bertemu dengannya karena memang tak ada alasan datang ke tempat itu, kegiatan selama tiga tahun berpakaian putih-biru telah usai, pernyataannya yang secara tak langsung itu seolah semu. Tak ada hal apapun yang terjadi setelah kejadian hari itu, tak ada perkembangan apapun. Oh Dear... Kau terlalu berharap lebih. Kau terlalu bermimpi. 

Ternyata memang benar, pernyataan itu seolah semu. Tak ada kelanjutan apapun setelah itu, padahal kau sudah membayangkan dia akan mengungkapkan perasaannya itu secara langsung terhadapmu, namun apa? Hal itu jauh sekali dari harapan. Malah bisa dibilang kau dan dia solah semakin jauh, jauh tak teraih. Dia, dia yang terlalu jauh untuk diraih. Sesak, rasa itu kembali menghujammu, perih, kau kembali tertusuk duri dan duri ini jauh lebih besar, karena benar-benar terasa sesak dan sakit. Kau seperti balon udara, ketika balon itu terisi oleh gas maka dia akan melambung setinggi-tingginya, namun ketika dia tertusuk oleh benda yang melukainya, maka dia akan langsung terhempas ke tempat yang terendah. Yah! Kau seperti balon udara, kau telah melambungkan harapanmu, namun harapanmu jatuh terhempas begitu saja.

Dan ternyata memori itulah, memori yang tanpa kau sadari selalu mengendap di dasar hatimu. Memori yang ingin kau lupakan namun tak ingin kau buang. Kau selalu mengingatnya, dan itu benar. Sejak kejadian di masa itu kau benar-benar jauh darinya. Namun setidaknya kau pernah menjadi bagian dari cerita hidupnya. Mungkin suatu saat nanti, takdir bisa menyatukan kau dan dia, namun jikalau kau dan dia memiliki jalan masing-masing, percayalah memori itu akan tetap tersimpan rapi dalam sejarah hidupmu.

~Secuil Memori Masa Lalu~

by: ~J_R~ 

신 효 린

Selasa, 19 Februari 2013

Sepenggal Cerita

SEPENGGAL CERITA

By: 신 효 린


Ketika kehidupannya jatuh terjebak dalam perasaannya sendiri, seketika itu sosok nyata namun semu hadir dalam kehidupannya. Sosok itu benar-benar nyata hingga membuatnya untuk pertama kalinya tak pernah mengalihkan pandangannya dari sosok itu.

Mereka bertemu entah secara kebetulan atau mungkin memang sudah takdir? Entahlah. Namun kehadiran sosok nyata namun semu itu berhasih membuat dirinya yang jatuh perlahan-lahan mulai bangkit. Dia merasakan hal berbeda setelah kehadiran sosok tersebut. Hari-harinya seolah selalu dipenuhi dengan warna pelangi yang begitu beraneka ragam. Tak dapat dipungkiri, kini dia mulai bisa melupakan segala hal buruk yang menimpanya kala itu.

Hadirnya sosok itu benar-benar membuat dirinya hampir gila, otaknya selalu dipenuhi dengan sosok itu. Bahkan dia merasakan degup jantung yang tak normal kala menatapnya, melihat senyumnya yang begitu menawan seolah mebuat dirinya mabuk dan kencanduan oleh senyumannya. Gilakah? Mungkin.

Seolah sejalan dengan perasaannya saat itu, para sahabatpun makin bertambah seiring dengan bertumbuhnya perasaannya terhadap sosok itu. Menyenagkan? Tentu itu pasti.

Kehidupannya yang dipenuhi kebahagiaan itu berlangsung cukup lama, hingga suatu ketika dia mulai merasa berbeda. Dia merasa sosok itu menemaninya hanya dalam kesemuan belaka. Perasaan sepihaknya mungkin tak tersampaikan ke sosok itu. Namun bagaimanapun juga dia amat sangat berterimakasih karena mengirimkan sosoknya itu dalam mengisi kehidupannya yang kala itu benar-benar menyedihkan.

Kesadaran yang dia rasakan semakin menjadi-jadi, dia merindukan perasaannya yang dulu, bukan perasaannya yang sekarang. Walaupun sampai sekarang dia masih ingin mempertahankan sosok itu dalam kehidupannya, namun lubuk hatinya tak dapat berdusta, dia benar-benar ingin kembali. Dia ingin merasakan kembali bagaimana perasaan yang dulu itu muncul. Kejadian yang membuatnya jatuh itu benar-benar telah mengubah perasaannya.

Terkadang dia takut, takut benar-benar takut kehilangan sosok yang telah mengisi kehidupannya itu, namun dia lebih takut lagi jika dia benar-benar tak bisa merasakan persaannya yang seperti dulu lagi.

Ada apa dengan dirinya? Benarkah dia akan terus bertahan di perasaannya yang saat ini dan terus seperti ini? Ataukah ada suatu keajaiban yang membuat dirinya merasakan perasaan seperti dulu lagi? Entahlah. Inilah teka-teki kehidupannya yang sampai sekarang tak seorangpun mengetahuinya.

Saat ini dia hanya masih berusaha, bertahan dengan perasaannya yang dia yakini saat ini. Bersama sosok itu sosok nyata namun semu itu, setidaknya sosok itulah yang terus berada disampingnya, menemaninya, dan ada untuknya. Semoga pilihannya itu benar, dan perasaannya yang seperti dulu itu bisa muncul kembali.

Sebuah pengaharapan yang tak berujung, membuatmu merasakan hal yang dimengerti. Perasaanmu yang tulus itu, suatu saat akan terjawab. Tunggu dan bersabarlah karena semua indah pada waktunya.

END~~~

Akhirnya aku meluangkan waktuku untuk menulis sesuatu yang buruk ini, hahaha. Ini hanya sebuah cerita lho. Beneran sumpeh, hahaha. Jangan dikira ini ungkapan hatinya, hahaha namun ada sebagian yang merupakan ungkapan hati sih *plak
Bagi yang mampir di blog saya, tinggalkan jejak ya, hahahayyy.

~J_R~

Selasa, 29 Januari 2013

Overdosis aq,,,, alamak!!!!!

Aku tak mengerti apa yang sedang aku rasakan ini.

Inilah pertama kalinya aku benar merasa terbius, aq kecanduan olehmu,,,

Setiap hari bayanganmu selalu berputar-putar di pikiranku,,,

Kau tau,,, *oh mungkin tidak..

Aku terlewat kagum padamu,,,

Senyum'mu, Cara tertawamu, kebiasaanmu yang *errrr kadang aneh XD, hobbymu yang suka memasak itu, tingkah konyolmu,, keevilanmu yang bahkan kau menempati urutan ke2 setelah sii evil magnae itu....

Oh,, ayolah,,
Aq benar-benar tidak bisa menghentikan memandangimu di layar komputer q,,

Kau itu lucu, dan imut,,, aq terbius oleh muka imut dan polosmu itu,, XD

lihat saja ekspresinya waktu ini:

Sungguh imut bukan,,, aishhh aq overdosis, karena sering memandangimu *plak

Bahkan saat kau menyanyipun kau sungguh terlihat imut,,, *mimisan
Ahh kau benar-benar membuat q kecanduan XD,,

Mungkin penggemarmu tak sebanyak hyungmu yang lain,,, tapi entah mengapa,, aq tak bisa berpaling darimu....

Wajahmu mengalihkan dunia q,, hahaha *Plak...


Kadar keimutanmu itu melebihi namja pada umunya,, ahahaha
Bahkan ketika kau sedang makan,,,,,
Huaaaaa,, aq gg kuat,,,*makin meleleh
Rasanya gg ada habisnya kalau ngomongin kamu,,,
Bisa-bisa blog q penuh tentang kamu XD *kayaknya bakalan iya....

hhmmm aq juga suka expresimu ketika njulurin lidah kyak begini ni...
Ya allah,, kau benar-benar menciptakan makhluk seindah dan seimut dia,,,,
Ommoooo
*meleleh kayak lilin dach..

Ekspresimu yang nggembungin(?) pipi kamu yang chubby itu,,, *errrrr sungguh aq pingsan habis ini
Huahhhhhh,, cukup...cukuppp enough membahas tentang kamu,, aq benar bisa sesak nafas,,, pingsan ditempat karena udah terlampau overdosis pandangin kamu.....

Pokoknya I Luuphhh U pulll dachhhh :*
Neomu...neomu kyeopta abang kecil q ini,,,
Hahahaha XD
Selamanya kamu tetap Eternal Maganae,,, dan aq entah kapan bisa berhenti kecanduan olemu...

Phaiiiiiiiiiii...Phaiiiiiiiiiiii


*Junee_Ryeosomnia* Istrinya abang Kim Ryeowook a.k.a Wookie a.k.a @ryeong9 hahaha *plakkk
#abaikan (anggap imajinasi saya)





Always in Your Heart Part 2


***previous***

~Krietttt...

Terdengar suara pintu terbuka, menampakan sosok Kyu Rin dengan membawa sebuah kotak ditangannya. Kyu Rin melangkahkan kakinya menuju temapt Kyuhyun terbaring.


Always in Your Heart

Main Cast:

Kim Kyu Rin (Yeoja)

Cho Kyuhyun (Namja)

Shin Hyo Rin (Yeoja)

Kim Ryeowook (Namja)

.

.

Disclaimer: FF ini murni timbul dari otak saya, TYPO bertebaran dimana-mana, Don’t Bush, OK!!

.

.

“Kyu Rin-a?” sapa Hyo Rin sedikit terkejut akan kedatangan Kyu Rin. “Kyuhyun oppa masih belum sadarkan diri Kyu Rin-a, jaga oppa ne, ku serahkan Kyuhyun oppa kepadamu Kyu Rin-a, aku percaya kau dapat menjaga oppaku”.

“Kami duluan Kyu Rin-ssi” ucap namjachingu Hyo Rin sambil berlalu meniggalkan Kyu Rin yang hanya dibalas anggukan dan senyum tipis Kyu Rin.

Selepas kepergian pasangan kekasih itu, Kyu Rin meletakkan kotak yang telah ia siapkan sejak dari kemarin di meja sebelah Kyuhyun terbaring. Kyu Rin lebih mendekatkan duduknya ke arah Kyuhyun yang sedang terbaring lemah, tanpa diaba-aba tangan Kyu Rin mulai menyentuh tangan namja yang sangat ia cintai sejak 3tahun lalu. Kyu Rin menggenggam erat tangan Kyuhyun memberi kehagatan pada namja itu, sembari berharap tangan yang digenggamnya kini dapat memberi respon akan kehadiran dirinya.

Lelehan liquid cair mulai mengalir lagi dari mata indah Kyu Rin. Dengan cepat Kyu Rin segera menghapusnya, ia bertekad tak akan terlihat lemah, walau hatinya teriris melihat kondisi namjachingunya, namun ia mencoba tegar. “Kapan dirimu sadar oppa?” Kyu Rin semakin mengeratkan genggamannya.

“Oppa, apakah kau bisa merasakan kehadiranku? Buka matamu oppa, tidakkah kau tahu? Aku sakit melihat keadaanmu yang seperti ini oppa”. Kyu Rin bermonolog sendiri, berharap ada respon dari Kyuhyun.

“Oppa masih ingatkah dirimu akan awal pertemuan kita, hingga kau menyatakan perasaan itu kepadaku. Aku mengingat semua kejadian itu dengan jelas oppa”. Kyu Rin mengingat-ingat masa-masa awal berhubungan dengan Kyuhun, ia tersenyum tipis mengingat semua moment tersebut.

“Tidakkah kau merindukanku oppa? Bukalah matamu, aku disini, aku mebawakan sesuatu untukmu sebagai hari peringatan jadi kita kemarin oppa”. Kyu Rin masih menggenggam tangan Kyuhyun. “Oppa kukira kemrin adalah hari yang akan sangat menyenangkan mengingat kemarin adalah hari jadi kita, karena aku tahu kau adalah namja sibuk yang jarang ada waktu untuk memanjakannku. Namun sesibuk apapun oppa, aku tetap menanti oppa. Oppa adalah namja yang menyita hatiku selama 3tahun ini. Kau beda oppa, walau kau terlihat dingin dan tidak romantis, namun kau memperlakukanku secara berbeda, kau punya cara tersendiri untuk mebuat hatiku ini tak pernah ingin lepas dari dirimu”.

Kyu Rin percaya kata-kata dokter bahwa orang yang sedang koma, walaupun raganya terbaring, namun jiwanya masih bisa merasakan hal-hal disekitarnya. Untuk itulah Kyu Rin mencoba berinteraksi dengan Kyuhyun, menceritakan segala hal tentang dirinya dan Kyuhyun.

>> Six Mounth Letter >>

Enam bulan telah berlalu, dan keadaan Kyuhyun tak ada perkembangan, Hyo Rin adik Kyuhyun telah berserah diri akan keadaan oppanya. Hyo Rin mecoba tabah dan menerima segala sesuatu yang akan terjadi kelak.

Kyu Rin masih tetap setia menemani Kyuhyun setiap harinya. Setiap Hari Kyu Rin datang untuk menemani Kyuhyun yang sampai detik ini tak memperlihatkan kemajuan yang berarti. Kyu Rin selalu menceritakan hal tentang mereka berdua, Kyu Rin juga tak lupa selalu berdoa untuk kesembuhan namjachingunya. Kyu Rin juga selalu membawakan bunga mawar putih, bunga kesukaan Kyuhyun untuk ia letakkan di meja dekat Kyuhyun terbaring. Sampai sejauh inipun Kyu Rin tetap berkeyakinan Bahwa Namjachingunya akan sadar dari koma, dia percaya bahwa keajaiban itu ada. Walupun dokter telah menyatakan bahwa kondisi Kyuhyun memang sudah seperti orang yang tak bernyawa, dan dapat bertahan karena alat medis.

Kyu Rin menatap pemandangan taman kecil di balik jendela ruang inap tempat Kuhyun dirawat. Semilir angin yang berhembus menerpa wajah manisnya. Helaan nafas mulai Keluar dari bibir Kyu Rin. “Kapan ini semua akan berakhir?” Kyu Rin bertanya entah pada siapa, angin mungkin.

Kyu Rin mulai meninggalkan kegitannya berdiri dibalik jendela itu. Dia kembali mendudukan dirinya disamping Kyuhyun. Entah memndapat keberanian dari mana, Kyu Rin mencoba mendekatkan dirinya ke arah Kyuhyun dikecupnya perlahan pucuk kepala Kyuhyun. “Cepatlah sadar oppa, aku disini menunggumu”.

Kyu Rin kembali mendudukan dirinya di samping Kyuhyun. Kyu Rin menatap wajah tampan namjachingunya yang semakin hari semakin tirus dan pucat.

Kembali Kyu Rin mulai bermonolg sendiri “Oppa apakah kau tak capek selama enam bulan hanya tidur seperti ini? Apakah kau tak merindukanku, merindukan Hyo Rin adikmu? Kami semua merindukanmu oppa. Cepatlah bangun dari tidurmu yang berkepanjangan itu. Bukalah matamu oppa, aku rindu akan tatapan matamu itu oppa, aku merindukan segala hal yang ada pada dirimu.

“Oppa, Aku disini menunggumu...” Kyu Rin mengucapkan kalimat terakhir sembari memejamkan mata sejenak, mencoba menetralisirkan perasaan yang selalu berkecamuk dihatinya.

Tiba-tiba sosok yang berbulan-bulan terbaring tersebut mulai sedikit menggerakkan jari-jemarinya. Kyu Rin yang melihatnya sontak kaget, dan langsung menggenggam jari-jemari yang seolah merespon semua perkataan Kyu Rin. “Oppa kau sadar? Oppa apa kau bisa mendengar suaraku?” Perlahan tapi pasti kelopak mata yang selama enam bulan ini selalu terpejam, sedikit demi sedikit mulai menunjukan bola matanya.

Pemilik bola mata itu mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya, hingga akhirnya bola matanya yang telah lama terpejam itu menangkap sesosok gadis yang sedang menggenggam jemarinya. “Kyu—Rin-a?” dengan sedikit terbata namja itu mengeluarkan suaranya untuk memastikan bahwa sosok itu adalah sosok gadis yang ia kenali dan yang ia cintai.

“Oppa kau sadar?” Oppa aku tak bermimpikan? Oppa, kau?” Kyu Rin yang tak tahu harus berbicara apalagi segera memeluk namja yang telah sadarkan diri itu. Kyu Rin begitu bahagia melihat keajaiban ini. Lelehan liquid bening itu tiba-tiba saja meluncur tanpa diperintah di pipi Kyu Rin.

“Kenapa menangis Kyu Rin-a?” ucap namja yang barusan tersadar dari tidur panjangnya. Kyu Rin melepaskan pelukannya “Anieyo! Aku hanya sangat senang kau sadar oppa, ini adalah suatu keajaiban bisa melihatmu kembali sadar oppa. Oppa aku merindukanmu, sangat sangat merindukanmu.”

Jemari Kyuhyun tergerak untuk mengahpus air mata yang menghiasi pipi Kyu Rin. “ssstt,,, uljima Kyu Rin-a”. Seulas senyum disunggungkan bibir namja tampan itu. “Gomawoyo, kau selalu ada disisi oppa ketika oppa tak dapat menyentuhmu. Terima kasih untuk semuanya Kyu Rin-a. Oppa bisa merasakan setiap kehadiranmu disisi oppa, walau oppa tak dapat membuka mata oppa. Jeongmal gomawoyo chagiya”.

Dokter yang tahu kalau Kyuhun sadar segera memeriksa keadaan Kyuhyun. Dan tak lupa Kyu Rin memberi kabar bahagia ini kepada Hyo Rin. Keadaan Kyuhyun memang diluar dugaan, keadaannya berangsur-angsur semakin membaik. Ini benar-banar suatu keajaiban.

>>skip time>>

Seminggu berlalu setelah sadarnya Kyuhyun dari komanya. Hari ini adalah hari kepulangan Kyuhyun. Semua telah menanti di depan ruang rawat inap Kyuhyun termasuk Kyu Rin.

Hyo Rin mendorong kursi roda oppanya keluar ruangan dimana Kyu Rin dan Ryeowook namjachingunya menunggu.

“Biar aku saja” Ucap Kyu Rin sembari mengambil alih kemudi kursi roda, dan mendorongnya meninggalkan rumah sakit.

“Tunggu dulu Kyu Rin-a, sebelum kita pulang bisakah kau membawaku ke tempat istimewa kita berdua?” Ucapa namja yang duduk di kursi roda itu. “Hyo Rin-a kau pulanglah duluan. Ryeowook jaga adikku dengan baik”. Titah namja tersebut yang kemudian mendapat anggukan dari Ryeowook. Ryeowookpun pergi menghantarkan Hyo Rin.

Disinilah mereka berdua, di sebuah taman yang tak begitu ramai, namun banyaknya bunga mawar putih bermekaran menambah kesan sederhana namun cantik pada taman ini. Inilah taman istemewa Kyuhyun dan Kyu Rin.

“Kenapa tidak langsung pulang oppa? Kenapa malah ingin kesini?” Tanya Kyu Rin tiba-tiba.

“Oh iya! Aku melupakan sesuatu, kotaknya. Ya Kotak, aish jinjja Kyu Rin pabbo kenapa bisa tertinggal di rumah sakit?” Gerutu Kyu Rin yang membuat Kyuhyun hanya menatapnya bingung.

“Kotak? Kotak yang berada di meja samping tempat aku berbaringkah?” Tanya Kyuhyun memastikan.
Dengan sedikit menunduk Kyu Rin menjawab dengan suara malu “Ne oppa, i—tu” Dengan terbata Kyu Rin menjawab ragu “Itu kado hari jadi kita enam bulan yang lalu oppa” Kembali Kyu Rin menundukan kepalanya.

“Inikah yang kau maksud kotak itu?” Kyuhyun memperlihatkan sebuah benda kotak yang ia sembunyikan dari tadi. Ia tahu kalau kotak itu pasti dari Kyu Rin.

“Apakah oppa sudah membukanya? Apakah oppa senang dengan isi di dalam kotak itu?” Tanya Kyu Rin antusias.

Seulas senyum ditunjukan namja tampan bernama lengkap Cho Kyuhyun itu. “Gomawo chagiya, aku sangat suka dengan isi kotak itu, itu adalah sebuah kado istimewa yang tak ternilai harganya”.

Kotak itu adalah kado istimewa yang berisi sebuah album foto, dimana didalam album tersebut berisikan kisah sepasang kekasih yang merajut hubungan sejak 3tahun yang lalau. Cerita diantara keduanya berhasil Kyu Rin abadikan lewat kamera dan tanpa sepengetahuan Kyuhyun. Hingga teciptalah album kisah romantis mereka berdua yang Kyu Rin beri judul “Always In Your Heart”. Dan Kyu Rin senang karena Kyuhyun begitu menyukai hadiah istimewa itu.

Mereka berdua duduk di bangku taman, keduanya nampak benar-benar menikmati semilir angin di taman sederhana itu. “Chagiya would you marry me?” sebuah suara namja tampan yang memecah keheningan untuk beberapa saat diantara mereka. Tatapan tak percaya muncul dari gadis yang barusan saja mendapatkan sebuah kata-kata yang setiap wanita inginkan.

“Benar-benar tak romantis” Ucap sang gadis sambil mempout bibirnya lucu kemudian memalingkan wajahnya dari tatapan namjachingunya.

Kyuhyun dengan spontan menghadapkan kembali wajah Kyu Rin yang sempat menghindarinya. Kyuhyun mulai mendekatkan wajahnya ke arah Kyu Rin. Kyu Rin semakin bisa mersakan hembusan nafas Kyuhyun yang mulai menyapa permukaan wajahnya, sontak Kyu Rin tanpa sadar telah menutup matanya.

~~CHUUU~~

Kecupan itu mendarat tepat dibibir Kyu Rin. Bukan sebuah kecupan nafsu namun hanya kecupan hangat sang namja untuk menyalurkan rasa cintanya kepada sang gadis.

“Would you marry me Kyu Rin-a? Ucap sang namja sembari membuka sebuah kotak kecil, yang mana kala kotak itu terbuka terlihatlah sebuah benda berbentuk ring. Kyuhyun mengambil benda mungil itu kemudian diraihnya jemari Kyu Rin. Disematkannya benda indah itu di jari Kyu Rin. Kyu Rin yang mendapat perlakukan tersebut hanya bisa terdiam mematung, tatapannya tak lepas dari namja yang sekarang sedang melamarnya.

“Apakah begini sudah romantis?” Ucap sang namja setelah menyematkan cincin itu ke jemari Kyu Rin. Kyu Rin yang sempat mematung atas perlakuan Kyuhyun kini mulai sadar. Kyu Rin mengira ini adalah sebuah mimpi, namun Kyu Rin tahu ini adalah nyata. Ya ia dilamar Kyuhyun namja yang sangat dicintainya.

“Oppa? Apakah benar ini untukku?” Tatapan Kyu Rin beralih menatap cincin yang telah melingkar manis dijarinya tersebut. Perlahan Kyu Rin mulai minitika air mata, air mata kebahagiaan karena saat ini dirinya tak mampu berkata apa-apa lagi. Semua kebahagiaan ini menguasai seluruh perasaannya hingga membuatnya tak mapu berbicara lebih.

“Oppa saranghae”. Ucap Kyu Rin sembari memeluk Kyuhyun.
“Nado saranghae chagiya. Bagimana? mau menjadi pendamping oppa untuk selamaya?” Ucap Kyuhyun yang masih membalas pelukan Kyu Rin.

Kyu Rin melonggarkan pelukannya. “Ne oppa, aku bersedia mendampingi oppa selamanya, jeongmal gomawo oppa. Kau adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan untukku”.
“Always in Your Heart Chagiya”. Ucap Kyuhyun sembari menautkan jari-jemari mereka.

**END**

Hua.... 
Gimana part ke2nya ini? Ini adalah part ending.
Jangan bunuh saya!!! Ampun karena menceritakan ending  yang jauh dari sempurna, mian kalau endingnya gg dapet feelnya.. hahaha :D
Untuk eomma yang mana FF ini emank aku bikin buat dia. Jangan pecat saya jadi anak ye eomma. Jangan gantung ane, dan jangan mutulisai ane *ngek
Maraton nulis part ini :D
Yang mampir baca riphiewnya ya^^

by: ~J_R~

Sabtu, 19 Januari 2013

Saranghaeyo



~SARANGHAEYO~



Annyeong ini ff biasa, cerita cinta remaja biasa yang bemula dari persahabatan ONE SHOT.
Happy Reading**
.
.
.
.
Aku pengecut! Heiii aku hanya berani memandangnya dari sini. Aku berbicara sendiri dengan bayanganku. sepertinya aku sudah gilla memang.

Terus saja aku pandangi objek yang sedari dulu mebuat hatiku berdesir. Aku tak tahu pasti kapan perasaan ini muncul. Tapi perasaan ini hanya mampu aku simpan dari dalam hati. Aku tak berani mengungkapkannya.

Heii, aku sudah bersahabat dengannya sejak kecil. Aku tak ingin cinta sepihakku ini menghancurkan semuanya dan dia akan berubah. Pabboya kau Hyo Rin. Lagi-lagi aku hanya menggerutuki nasib dalam hati.

Di tempat inilah diam-diam aku memandangnya. Dia tak pernah tau memang...

"Heii, anak kecil. Kajja kita berangkat". Teriak seseorang yang membuyarkan lamunanku. Aku tak sadar jika sedari tadi aku melamun di bangku depan rumahku ini. Aku dan dia setiap hari memang berangkat sekolah bersama karena rumah kami yang bersebelahan. Tapi entah akhir-akhir ini jantungku sering tak normal jika berada didekatnya seperti ini.

"Oppa! Siapa yang anak kecil? aku sudah besar tau! Oppa tuh yang kecil sedari dulu tidak tumbuh tinggi". Aku terkikik geli dengan kata-kataku sendiri. Haha dia dari dulu memang tak pernah tumbuh tinggi. Liat saja tinggi badannya yang nyaris sama denganku. 

"Ahh sudahlah, Kau ini cerewet sekalai, kajja cepat naik". Dia menepuk-nepuk bangku sepeda kosong dibelakangnya.

"Pegangan yang erat gadis cerewet, aku akan ngebut" .

"Mwo? ngebut?" Aku membelalakan mataku. 

"Heii kau ini kanapa? bukankah biasanya seperti itu? Kau tak ingin terlambatkan?" Entah apa yang ada di pikiranku tadi. Aku merasakan jantungku bekerja tak normal lagi.

"Cabutt!" Dia mulai mengayuhkan sepedanya dengan cepat. Sontak aku memegang erat pinggang si penggendara yang bisa aku bilang gila ini. 

"Hangat". Tiba-tiba satu kata itu keluar dari mulutku. Aku merutuki diri sendiri Pabboya kau Hyo Rin. Kalu tadi dia mendengar bagaimana? dasar bodoh. Tapi Itulah perasaan yang aku rasakan saat ini. Entahlah dia mendengarnya atau tidak, sepertinya dia tak mendengar syukurlah.
.
"Sampai! Heii gadis kecil, turun sudah sampai, sampai kapan kau akan memelukku terus seperti in?i"
Sontak aku melepaskannya. 

"Dasar pabboya kau Hyo Rin" Lagi-lagi aku mengumpat diriku sendiri, tapi kali ini sepelan mungin agar tak terdengar olehnya.

"Siapa yang pabbo? aku? heii aku tak bodoh". Entah telinganya terlampau tajam atau apalah, sepertinya dia mendengar.

"Aishhh oppa ini sok tau" sergahku cepat.

"Aku tak salah dengar, aku mendengar kata pabbo, siapa yag pabbo?".

"Sudahlah oppa, tak ada yang pabbo, kajja masuk keburu telat".

"Dasar gadis aneh". dia terkikik geli sambil mengacak-acak rambutku.

"Hehehe" hanya ku balas senyum kikuk. Dia sering melakukan hal itu, bahkan sejak kami masih duduk di bangku SD, tapi entah mengapa kali ini beda. Aku merasa wajahku memanas, mungkin aku sudah seperti kepiting rebus.
.
SKIP TIME
.
Di kamar, aku hanya mengutak-atik bolpen tak jelas, berniat mau belajar tapi aku malah memikirkan perasaanku terus kepada Ryeowook oppa. Terbesit dibenakku untuk mengatakan kepadanya. Tapi aku tak ingin merusak persahabatan ini. Aku tak ingin nantinya dia akan menjahuiku.

Sahabat akan selamanya sahabat bukan? Bahkan sampai kita memiliki pasangan masing-masing kita masih seperti ini kan?

"Chagiya kau didalam?" suara dari luar pintu itu membuyarkan lamunanku. Itu pasti eommaku. 

"Masuk eomma, tidak dikunci" sahutku dari dalam.

"Wae chagiya? apa ada sesuatu? Mau bebagi dengan eomma?".

Aku bingung. Apakah aku benar-benar bercerita ke eomma tentang perasaanku ke Ryeowook oppa. Memalukan sekali rasanya. Eomma tau kami dekat sejak kecil. Tapi eomma tidak tau akan perasaanku saat ini. Eomma juga bersahabat baik dengan eomma Ryeowook oppa.

"Chagiya, kenapa diam? Apa yang sedang membuat aegya eomma ini merasa resah dan gelisah? Apakah ini menyangkut Ryeowook oppa?"

"Mwo? Bagaimana eomma tau?" Aku menundukkan wajahku. Aku malu. Aku rasa pipiku memanas ketika namanya disebut.

"Jelas eomma tau, Kau aegya eomma. Eomma tau kalu akhir-akhir ini kau sering mengamatinya dari kejauhan".

"Kenapa malah eomma bisa tau. Tapi kenapa Ryeowook oppa tak pernah tau" Aku menundukkan kepalaku lagi.

"Chagiya dengarkan eomma, dia tidak akan pernah tau kalau kamu hanya diam seprti ini. Kasih tau kepadanya tentang perasaanmu".

"Eomma tapi Hyo Rin takut Ryeowook oppa akan menjahui Hyo Rin setelah dia tau".

"Tak akan, karena yang eomma lihat sepertinya dia juga memiliki rasa yang sama terhadapmu."

"Mwo? Eomma ini sok tau, sudah seperti paranormal saja". Aku terkikik geli melihat eomma ku yang sok kayak jadi paranormal ini. 

"Heii, itu benar chagiya, Ingat waktu kau pingsan selama seharian karena kelelahan ?"

"Ingat eomma Waeyo?"

"Ryeowook oppa yang menjagamu seharian."

"Jinjja? Eomma pasti bohong, waktu itu memang oppa ada disampingku, tapi dia bilang kalau dia barusan datang".

"Waktu itu tak sengaja ketika eomma dan appa akan masuk kamarmu, Eomma melihat Ryeowook oppa menggenggam tanganmu. Dia tampak khawatir dengan keadaanmu. Akhirnya eomma dan appamu mengurungkan niat untuk masuk. Kami berdua pecaya kalau Ryeowook oppa bisa menjagamu, dan ketika kami akan melangkah untuk meninggalkan pintu kamarmu, eomma melihat dia mengecup bibirmu itu sekilas".

"Mwo? Oppa menciumku, First kissku Ryeowook oppa?" Eomma hanya menganggukan kepala, pertanda semua benar. Dan eomma masih terkikik geli melihat ekspresi wajahku yang sudah seperi kepiting rebus.

"Aegya eooma sudah besar, bisa mersakan jatuh cinta, dan sudah First kiss pula".

"Eomma jangan menggodaku terus, aku malu"

"Kenapa harus malu? Bukaknkah kau pada akhirnya juga menegetahui persaannya juga, tapi belum ada yang memulai untuk mengatakan perasaan duluan. Aku lihat eomma masih terkikik geli.

"Ingat first kissmu itu Ryeowook oppa lho".

"Eomma!!! kenapa eomma jadi pevert gini sich kayak yesung oppa saja". Tiba-tiba saja aku teringat yesung oppa.

"Eomma kapan yesung oppa pulang dari Kanada?" pertanyaanku seketika menghentikan aksi tertawa eomma.

"Bulan ini oppamu akan pulang. tadi malam dia sudah menelefon".

"Jinjja? eomma aku sangat rindu sama oppa".

Aku merindukan oppaku berkepala besar itu. Sudah lama dia tidak pulang, dia Kuliah di Kanada. Oppaku itu memang pintar dia selalu menjadi juara kelasnya sejak SD, tak khayal jika dia bisa mendapat beasiswa untuk meneruskan kuliah disana. Dan satu lagi. Oppa ku itu cakepnya bukan main. Banyak yeoja yang kepincut ketampanannya. Tapi 1 yang aku tidak suka dari oppaku itu. kadang-kadang pikiran dia yadong *ingat eunhyuk Super Junior.

"Sudah cepat kau tidur besok kau harus sekolah".

"Ne eomma, gomawo ".

"Cheonmaneyo chagiya".

"Eomma!" Panggilku sebelum eomma menutup pintu kamarku, sontak eomma membalikkan badan.

"Waeyo chagi?"

"Emm apakah appa adalah first kiss eomma?" sedetik kemudian eomma tertawa lagi, entah karena menyadari pertanyaanku yang beitu polos terlontar begitu saja, atau karena hal lain.

"Sudahlahlah, eomma berhenti tertawa!! suadah sana temani appa yang hobbi maen game. #manyun sambil menutupi seluruh tubuhku dengan selimut. Ku dengar eomma masih tertawa geli.

"Ne Chagi, good nite ^^, kamu tau appa kamu cinta pertama eomma dan dia juga First kiss eomma". Ku dengar jawaban eomma dan beberapa detik kemudian ku dengar pintu kamarku tertutup. Untuk beberapa saat aku masih tidak menyangka ternyata First kissku Ryeowook oppa. Aku masih senyum-senyum sendiri, lalu beberapa saat kemudian mataku mulai terpejam.

>>Next Day>>

Hari ini seperti biasa aku pulang sekolah dengan Ryeowook oppa. Tapi entah mengapa aku rasakan suasana kali ini begitu canggung. 

Hening. Tak ada yang membuka suara. Aku paling tidak suka untuk suasana seperti ini. Takut jika dia mendengar detak jantungku yang sering bekerja tak normal jika sedang bersamanya.

"Oppa?" Aku berusaha memulai duluan, dengan menutupi rasa kegugupanku, dan jangan lupkan jantungku yang mulai berdetak tak normal lagi.

"Hyo Rin-a?"

"Ne oppa, waeyo?" Tiba-tiba dia memberhentikan sepedanya di pinngir taman. Posisi kami masih berboncengan.

"Kenapa berhenti oppa?"

"Hyo Rin-a, aku ingin mengatakan sesuatu padamu".

Ku lihat dia menghela nafas.

"Perihal apa oppa?" Entah mengapa hatiku mulai berdesir, perasaanku mulai tidak enak. Ku liahat dia masih menatap lurus kedepan, sedangkankan aku masih duduk dibelakang boncengan sepeda miliknya.

"Hyo Rin-a, besok oppa akan ke New York".

"Mwo? oppa kau jangan bercanda, itu sama sekali tak lucu tau".

"Oppa sedang tak becanda, oppa serius". Tanpa aku sadari kini tanganku semakin erat melingkar di pinggangnya, aku sandarkan kepalaku di punggungnya, aku mulai terisak, semakin aku larut isakanku semakin keras.

Tiba-tiba saja dia mulai melajukan sepedanya dengan kencang, aku semakin mendekap dan menagis di balik punggungnya.

"Oppa kita mau kemana?" Aku menyadari kalau ini bukan menuju arah kompleks rumah kami.

"Ke suatu tempat, kau akan tau nanti".

"Oppa apakah oppa tidak bisa menunda kepergian oppa ke New York?" tubuhku bergetar lagi.

HENING...

Tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya. Aku semakin terisak dibalik punggungnya.

"Kita sudah samapai". Dia memarkirkan sepedanya lalu dia menggenggam tanganku. Sontak aku kaget.

"Oppa ini bagus sekali, aku tak pernah tau ada tempat seindah ini di Incheon".

Kami berdua berada di suatu pantai yang indah, angin yang begitu sepoi-sepoi, desiran ombak yang menerpa bibir pantai, suasana sore hari yang amat sangat meneduhkan jiwa. Untuk sesaat aku melupakan perihal kepindahan Ryeowook oppa, aku masih menikmati suasana seteduh ini.

Kami berdua duduk di bibir pantai menikmati angin yang berhembus ke arah kami. Suasana Hening kembali. Tak ada satupun yang memulai mencairkan suasana yang tidak aku sukai seperti ini.

"Indah! amat sangat indah" aku untuk sesaat berdecak kagum melihat ciptaan Tuhan yang amat sangat menawan ini.

"Hyo Rin-a apa kau senang?"

"Sangat oppa, tapi oppa aku lebih senang jika kau tetap berada disini, tetap disamping Hyo Rin, dan sering-sering mengajak Hyo Rin ke pantai ini". Aku mulai menundukkan kepalaku lagi, menyembunyikan perasaan serta isakan kecilku yang entah sejak kapan, air mata ini turun lagi membasahi pipiku.

"Heii gadis kecil, uljima". Dia mendongakkan wajahku, lalu menghapus jejak air mataku. Tiba-tiba dia memelukku. Kurasakan hangat dalam diriku. Semakin lama semakin erat dia memelukkku, lidahku tersa kelu, aku tak mampu untuk berkata apapun, dia telah menguasai semua hatiku saat ini.

Biarkan seperti ini, tetaplah seperti inidan aku nyaman berada dalam dekapannya seperti ini *gumamku dalam hati. Aku rasakan tubuhku bergetar lagi, aku terisak di dalam dekapannya.

"Oppa bisakkah kau tetap disini? Jangan pergi oppa" dengan susah payah aku mencoba berbicara masih dengan bulir-bulir air mata yang membasahi pipiku.

"Tidak bisa, oppa tetap akan pergi" dia melepaskan pelukannya, aku menunduk, dia mendongakkan kepalaku. 

"Uljima Hyo Rin-a" dia menyeka air mataku lagi.

"Oppa pergi bukan untuk selamanya, oppa akan kembali, appa dipindah tugaskan ke New York untuk 4tahun, dan kami sekeluarga akan tinggal empat tahun disana".

"Empat tahun oppa? mengapa begitu lama?" aku masih terisak. 

"Heii, gadis kecil yang oppa kenal ini setahuku bukan orang yang cengeng" dia terkikik geli.

"Kenapa oppa malah tertawa? oppa tidak akan merasakan kehilanganku eoh?"

"Oppa akan sangat merindukanmu nantinya" dia tersenyum kepadaku sambil mengacak-acak rambutku. Rasanya jantungku semakin bekerja tak normal, aku yakin sekarang aku sudah seprti kepiting rebus. Tiba-tiba dia menghadapkan wajahku untuk menatapnya seolah dia ingin menyampaikan sesuatu.

"Sudah lama aku pendam perasaan ini, Hyo Rin-a saranghaeyo". Aku sontak menatapnya, seolah tak percaya. Aku mencari sebuah kebohongan dari sorot matanya, namun nihil.

Aku terdiam. Hening untuk kesekian kalinya, entah ini yang keberapa, air mataku jatuh begitu saja, aku terisak. Aku tak tau ini perasaan senang karena Ryeowook oppa mempunyai perasaan yang sama denganku, ataukah aku akan sedih karena hari ini hari terakhirku bersamanya, karena lusa dia akan Ke New York. Entahlah aku tak tau, begitu banyak perasaan beradu didalam hatiku. Semua perasaan jadi satu, senang, sedih, bahagia, shock, semuanya tak bisa ku mengerti.

"Kenapa kau malah menagis?, apa kau tidak mencintai oppa?" Ucapnya memecah keheningan.

Aku menatapnya, dengan sekuat tenaga aku mengumpulkan keberanianku. Aku bertekat ini adalah waktu yang tepat juga untuk mengatakannya.

" Oppa nado saranghaeyo". Sambil terisak aku sekuat tenaga mengucapkannya. 

"Oppa aku juga sudah lama memendam perasaan yang sama seperti oppa, aku terlau pengecut untuk mengakuinya, aku takut oppa kelak akan menjahuiku jika aku mengatakan sejujurnya, aku selalu menutupinya dengan kedok tak mau merusak persahabatan kita". 

Aku semakin terisak setelah apa yang selama ini aku pendam ternyata hari ini, jam ini, menit ini, detik ini, aku ungkapkan semuanya. Namun terbesit lega di hatiku karena dia memiliki perasan yang sama.

Aku berdiri menatap suasana sore di pantai ini.

Sekarang semua jelas sudah. Tiba-tiba ia mengeluarkan suatu benda kotak kecil dalam sakunya, lalu dia membukanya, aku terlonjak kaget karena dengan tiba-tiba dia  bejongkok di hadapanku dan membuka kotak kecil yang tadi diambilnya dari dalam sakunya, untuk sesaat kemudian, dia menyodorkan kotak kecil itu di hadapanku. 

"Would you marry me?".

omonnnaaa!!! Rasanya detik ini jatungku berhenti berdetak. Dia melamarku? apakah aku mimpi? aku mencubit pipiku  "aww" ku rsakan sakit, pertanda ini bukan mimpi, bulir-bulir air mata untuk kesekian kali jatuh lagi.

"I do oppa." Dengan terisak aku berusaha menjawabnya.

Dia berdiri, lalu mulai memasangkan benda yang sangat indah itu di jemariku. Dia memelukku dengan erat. Entah apa yang aku rasakan saat ini, semuanya begitu susah dimengerti. Aku tenggelam dalam dekapannya.

"kita akan melangsungkan pernikahan setelah aku kembali dari New York, dan ingat jangan mencoba melirik namja lain selama aku tak disini, tapi yakinlah aku akan selau disampingmu". Ucapnya menegaskan hubungan kami.

Aku terkikik geli melihat sebegitu possesifnya dia terhadapku.

Dia mendongakkan kepalaku, lalu dia mulai mendekatkan wajahnya dengan wajahku, aku merasakan wajahnya semakin mendekat, mungkin hanya berjarak centimeter saja, aku merasakan deru nafasnnya, tangan kami saling terpaut, aku memejamkan mataku.


~CHUUU~

Aku merasakan sekarang dia menciumku tepat ketika saat sunset.
Tidak ada nafsu apapun hanya ciuman hangat dan mencurahkan segala perasaan yang sekian lama terpendam.

~~ FIN ~~

Huaaaaaaa.
Akhirnya aku mampu menyelesaikan FF gaje & abal-abal ini.

#ditabokin Ryeosomnia

Mianhae kalu pendek, gg menarik, bahasanya standart banget, gg dapet feelnya maklum ini adalah FF pertamaku yang aku share ulang.

Yang mampir ke Blog saya, mohon repiew'nya^^

~Gamsahamnida~